Hingga hari ini, saya telah melihat berbagai macam orang, berbagai macam sifat, dan berbagai macam tujuan yang ingin dicapai setiap manusia. Ya, setiap orang mempunyai tujuan dalam menjalani kehidupan ini. Mereka menggapai tujuan ini dengan sifatnya masing-masing. Ada yang dengan serakah mencapai tujuannya dengan menjatuhkan orang lain, ada yang dengan egois mencapai tujuannya tanpa menghiraukan orang lain, ada pula yang senantiasa menjadi “benalu” bagi orang lain untuk mencapai tujuannya. Tak peduli dengan cara apapun orang-orang akan berusaha untuk menggapai tujuan itu.
Lalu, apakah tujuan itu? Banyak macamnya, mereka mengincar gelar yang panjang, jabatan yang tinggi, uang yang berlimpah, kaya raya, jalan-jalan keliling dunia, dan berbagai macam lainnya. Kemudian, saya kembali berpikir, untuk apakah itu semua? Untuk menghidupi kehidupannya dan keluarganya? Memangnya uang yang sekarang tidak cukup?
Yang menarik, hari ini, saya juga melihat orang-orang yang telah mendapatkan jabatan dan menggunakan jabatan itu untuk menjatuhkan orang lain. Dengan jabatan dan gelar yang mereka punya, seakan-akan, mereka berkuasa dan menjadi lupa diri. Mereka bersikap semena-mena, sombong, egois, dan menjatuhkan orang lain dengan ketidak adilan. Terkadang, aku ingin bertanya kepada mereka, “Hei, apa tujuan hidup kalian? Apa yang kamu incar dari kehidupan ini?”.
Bagaimana dengan kalian? Apa yang kalian kejar dari kehidupan ini? Suami yang ganteng? Harta yang berlimpah? Istri yang kaya? Jabatan yang tinggi? Apapun pilihan anda, itulah tujuan hidup anda. Namun, itukah "harta kehidupan" yang anda inginkan?
Sebelum kita lanjut, simaklah kisah berikut ini…
Adalah seorang saudagar yang kaya raya, dia memiliki jabatan yang tinggi, harta yang berlimpah, seakan-akan seluruh harta di dunia ini telah dia punya. Akan tetapi, dia tak pernah puas, terus-menerus dia mencari harta dalam kehidupannya. Namun, harta yang dia punya, dia tak pernah bagikan kepada sesama. Daripada memberikan, dia lebih memilih menimbunnya dalam ruang bawah tanahnya, dan menguncinya erat-erat. Seluruh hartanya ada dalam ruangan itu dan hanya dia yang tahu akan ruangan itu. Suatu hari, dia terkena serangan jantung dan akhirnya meninggal. Apa yang terjadi dengan hartanya? Hartanya tertimbun dalam ruangan bawah tanah tersebut selama-lamanya dan tidak pernah ditemukan. Dia meninggal tanpa membawa apapun ke alam baka.
Hei, kawan, ketahuilah…apapun yang anda kejar di kehidupan ini, itu semua hanyalah “semu” saja. Ketika kamu meninggal, kamu tak akan membawa harta yang merlimpah itu ataupun jabatan yang kamu bangga-banggakan itu. Kalian semua terlalu disibukkan dengan mengejar harta kehidupan yang “semu” dan hanya bersifat sementara saja. Di dunia ini, tak ada yang abadi kawan. Sebanyak apapun hartamu, engkau pasti akan meninggal juga dan hanya menjadi tanah kembali di dunia ini.
Jadi, apa yang harus kita kejar dalam hidup ini? Apa itu “Harta Kehidupan” yang sebenarnya?
Jangan melihat apa yang ada di dunia, lihatlah ke atas. Kejarlah Kerajaan Tuhan, jangan mengejar kerajaan dunia. Kejarlah Harta Tuhan, bukan Harta dunia. Turutilah perintah Tuhan, bukan naluri busuk manusia.
Bagaimana caranya mengejar semua itu?
Mulailah dengan menjadi terang bagi orang lain. Mulailah untuk belajar akan “cinta” dengan sesama manusia. Dengan belajar akan cinta, kita akan belajar untuk memberi dan berbagi dengan orang lain. Kemudian, kita juga akan belajar akan pertemuan dan perpisahan dengan orang lain. Melalui pertemuan dan perpisahan dengan banyak orang, kita akan tumbuh sedikit demi sedikit. Dan melalui ini semua, orang-orang akan mulai terwarnai dengan kehadiran kita. Orang-orang akan bergerak mengelilingi kita sebagai tumpuan cahaya, bagaikan seperti kapal-kapal yang mencari mercusuar untuk penerangannya. Lalu, berpusat pada cahaya kita, mereka pun akan menemukan jalannya masing-masing. Kebahagiaan sesungguhnya bukan pada saat kita bahagia, melainkan ketika melihat orang lain bahagia.
Jadilah terang dalam kegelapan ini, kawan. Sebab, sebanyak apapun uang yang kita kumpulkan, tak akan akan bisa dibawa ke surga. Hanyalah hati yang dapat kita bawa ke surga. Hati yang kita terima dan diberikan dari orang-orang dalam pertemuan selama ini. Hati yang terbentuk karena cinta dalam menjaga orang lain seperti menjaga diri kita sendiri. Hati yang telah belajar untuk peduli akan orang lain. Hati inilah satu-satunya harta kehidupan yang harus kita tuju dalam hidup ini, sebab hati inilah harta kehidupan yang hanya bisa dibawa ke surga. Hanyalah hati yang akan tersisa selama-lamanya…
Quote: “Sebanyak apapun uang yang dikumpulkan, tak akan bisa dibawa ke surga. Hanya hati yang bisa dibawa ke surga. Hati yang diberikan dan diterima dari orang dalam pertemuan selama ini adalah harta kehidupan yang bisa dibawa ke surga. Hanyalah hati yang akan tersisa selama-lamanya…” – Tommy Dharmaji.


2 comments:
suka kalimat ini^^
...Hati yang terbentuk karena cinta dalam menjaga orang lain seperti menjaga diri kita sendiri. Hati yang telah belajar untuk peduli akan orang lain...
tapi balik lagi kita hanya manusia yang pantang dengan kata puas...., walau sadar harta bukan segalanya., tapi manusia rela menghalalkan segala cara agar dapat dinilai tinggi di mata orang lain dengan mengabaikan betapa rendahnya mereka di mata Tuhan.., sekarang hanya hati yang dapat menuntun kita ke jalan yg ingin kita tuju..., good luck*
Hei tom~
congratz bwt blog mu..
bdw.. baca post mu teringat sesuatu..
Ketika berbicara tentang kekuatiran yang dimiliki manusia dalam kehidupan, Yesus pernah berkata:
"Tetapi carilah dulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu"
(Matius 6:33)
Semangat ya, buat bikin blog =)
Post a Comment